Sunday 13 May 2012

Mengenal Tuhan

Mengenal Tuhan
Mazmur 13: 1-6

Kita bisa mengenal Tuhan dengan berbagai cara/aspek, misalnya kita bisa mengenal kebaikan Tuhan di dalam kelancaran hidup kita atau di dalam kemujuran kita atau kemakmuran kita, Tetapi kita juga bisa mengenal Tuhan di dalam masa-masa penderitaan/ kesusahan. Waktu kita di dalam lembah maut kita bisa mengenal Tuhan.  Mazmur Daud juga memberikan pelajaran di dalam dia mengenal Tuhan di dalam masa-masa penderitaan/kesulitan.
Kita bisa melihat mazmur hanya 6 ayat, 2 ayat di depan memberikan ,,4 kali Daud berkata, berapa lama lagi ? Atau sampai kapan ? pertanyaan ini memberikan indikasi bahwa Daud sedang  menunggu.  Dalam keadaan stress, sedih dan penderitaan, Daud berkata demikian.  Sepertinya Daud sedang sakit. Dalam ay.4 dikatakan supaya matanya bercahaya dan tertidur. Daud lagi tidak enak badan dan dalam keadaan sakit. Kita tidak tahu sakit apa.   Dia juga berada di dalam tekanan musuh (ay. 3).  Berapa lama lagi harus di bawah musuhnya?  Daud juga merasakan Tuhan sudah buang dia, atau Tuhan seperti mengesampingkan dia. Dia berada di dalam tertekan.  Waktu kita di dalam keadaan sengsara kadang kala kita perlu mencari teman untuk menceritakan kesusahan kita.  Kadangkala kita menemukan konselor, dia belum memberikan solusi tetapi karena dia mendengar makanya kita bisa menemukan pencerahan.  Kadang kala di dalam curhat itu kita bisa menemukan perspektif yang baru.  Kebanyakan orang yang mengalami kesusahan memiliki penglihatan yang pendek. Seperti peristiwa Maria ketika menyaksiakn kebangkitan Kristus.  Kadangkala kesedihan membuat penglihatan kita begitu pendek.  Kita perlu mencari orang untuk curhat.  Tetapi kadangkala kita tidak bisa mendapatkan apa-apa dari manusia.  Tetapi ketika kita menceritakan isi hati kita kepada Tuhan kita bisa mendapatkan sukacita. 
Mazmur ini tidak diketahui kapan ditulis apakah sebelum menjadi raja atau sesudah menjadi raja.  Akhir dari doa ini Daud sudah bisa menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan (ay 6).  Bukankah di depan dia sudah menyatakan kesusahannya.   Bagaimana  dengan kita, pengaharapan kita kepada siapa? Bagi Daud pengharapannnya hanya kepada Tuhan.  Itu akhir/penutupan dari doa Daud.  Kita juga bisa meneladani Daud, mengutarakan perasaan kita kepada Tuhan.  Katakan kepada Tuhan apa yang kita alami, dan Tuhan akan mememulihkan kita dan mengembalikan kepda prospek yang baik dan mendapatkan kembali perspektif yang benar.  Kadangkala  di dalam kesulitan kita tdk bisa melihat dengan tepat. Tetapi setelah kita mencurahkan isi hati kita akhirnya kita bisa mendapatkan kembali apa yang benar di dalam kehendakNya dalam posisi yang tepat. 
Manusia siapa saja bisa mengalami pesimis di dalam menghadapi sakit atau penderitaan.  Kadangkala bawaannya pesimis, seperti saya juga mengalami pesimis ketika saya sakit. Itulah manusia di dalam ketidakmujuran kita bisa merasa pesimis alias tidak kelihatan ke depan/error.  Kita tidak bisa melihat dengan tepat. Makanya kita datang kepada Tuhan, mengembalikan pengharapan itu yang mendatangkan damai sejahtera. 
Ada banyak ketidakadilan di negara kita dan di berbagai belahan negara lain walaupun dalam taraf yang berbeda-beda.  Ada banyak hal dosa dan kesusahan yang kita alami, ada bencana alam dan juga bencana ulah manusia.   Waktu zaman nabi habakuk ,para petinggi melakukan kejahatan dan ketidakadilan, Habakuk bertanya kepada Tuhan , why? Why and why?.  Kemudian Tuhan memakai orang Babilon dan Kasdim untuk menghukum orang Israel. Tuhan bisa memakai siapa saja termasuk orang yang jahat sekalipun untuk menggenapi rencana-Nya.  Tetapi Tuhan memberikan ilham kepada habakuk bahwa suatu saat Tuhan akan membuat perhitungan kepada bangsa yang menindas Israel.  Sehingga di akhir tulisan/doa Habakuk memberikan perspektif yang baru (hab. 3: 17-19) Habakuk menghadapi masa paceklik dalam berbagai aspek.  Tetapi Habakuk tetap besorak2 di dalam Tuhan walaupun situasi belum berubah tetapi hal itu menjadi turning point bagi Habakuk untuk berharap kembali kepada Tuhan.   Suasana hati/mood Habakuk berubah sehingga matanya kembali bersinar walaupun situasi tidak berubah.  Habakuk memandang ke depan karena Tuhan adalah penyelamatnya dan kekuatannya.  Tuhan mendampingi dia untuk melewati masa2 kesusahan. Mengenal Tuhan di dalam kesusahan. Orang yg tidak pernah susah bagaimanapun tuanya dia biasanya belum matang. Situasi belum berubah tetapi hati Habakuk sudah berubah. Regain the right perspektif.
Daud complain kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan begitu slow dalam memulihkan Daud.  Kadangkala ketika kta mendoakan orang jahat kita mau supaya segera Tuhan segera melenyapkan  mereka.   Ada orang yang ketika mengalami penderitaan, menganggap Tuhan tidak jitu lagi.   Daud ditempa didalam proses.  Daud merasa Tuhan terlalu lambat dalam menyatakan pertolongannya kepadanya.  Terus bertanya, bertaya dan bertanya.  Do something for me, God!.  Saya tidak tahu apakah ini merupakan perasaan kita sekarang? Kadang kala kita tidak punya kesabaran dalam menghadapi kejahatan.  Kita bertanya kapan kejahatan akan berakhir?
Daud dari pengurapannya sampai duduk di atas tahta mengalami proses yang sangat panjang, belasan tahun dia melewati proses itu.  Tuhan yang adil  mengangkat Daud di dalam menghadapi kesusahan dari Saul.  Walaupun setelah Daud berada di atas tahta, dia jatuh ke dalam dosa seks, dan setelah itu pedang dan air mati tidak pernah lepas dari kehidupan Daud.  Walaupun dosanya diampuni oleh Tuhan tetapi konsekuensi dari perbuatannya harus dijalani.   Penderitaan Daud datang dari dalam orang2 dekatnya. Mertuanya jahatin dia, anaknya, pejabatnya, penasehatnya menjahati dia.  Kadang kala penderitaan diakibatkan oleh orang yang terdekat dengan kita  atau pun dari diri kita sendiri akibat dosa yang dilakukan. 

Kesimpulan
Konklusi tulisan/doa pemazmur  adalah berkenan di hati Tuhan, sehingga dia bisa meyakinkan bahwa dia bisa bersandar kembali  kepada Tuhan.  Mzm 13 berhenti di dalam ayat 6.  Di dalam penderitaan kita bisa mengenal bahwa Tuhan itu baik.  Kadangkala  dalam penderitaan iman kita ditempah, kita bisa mengalami keadilan Tuhan, kuasa Tuhan.  Kita harus mengalami Tuhan, kita mengenal Tuhan bukan karena perkataan orang lain, tetapi karena perkataan kita karena kita sudah mengalami Tuhan.  Iman yang real dan bukan iman atas kata orang. Amen