Sebut saja salah satu di antara petinggi dunia adalah Paus Fransiskus, yang adalah pemimpin tertinggi gereja Katolik yang tahun ini akan memasuki usianya yang ke-88, tidak mau ketinggalan membicarakan tentang kelompok kaum muda. Nasehat Paus Fransiskus pada World Youth Day 2016 di Polandia mengatakan bahwa “orang muda harus memiliki hati yang terbuka, mempraktekkan kasih dan mempromosikan perdamaian bagi dunia”. Pada World Day 2023 di Portugal ia kembali memberikan pesan dan menginspirasi anak muda untuk “berani mengambil langkah-langkah besar dalam hidupnya dan memberikan dampak bagi lingkungan” . Lanjut ia mengatakan bahwa melihat masa muda sebagai masa kini dan masa depan. Kemungkinan besar kunjungannya ke Indonesia pada Tanggal 3-6 september 2024 akan menyinggung juga tentang kaum muda yang terus bergerak, berinovasi dan menyatakan karyanya kepada dunia.
Perjalanan kaum muda
dalam lingkup Gereja KIBAID, baik itu secara lokal, klasis, ataupun sinode
merupakan perjalanan yang sudah sangat panjang dan bahkan tidak bisa lagi
terhitung beribu langkah yang telah dilewati. Perjalanan yang kadang menguras tenaga dan
pikiran tetapi di waktu yang bersamaan memberikan kebahagiaan dan sumber
semangat untuk menapaki hidup dan pelayanan.
Mungkin ada yang
bertanya, khususnya mereka yang memberikan hidup mereka terhisap dalam
pelayanan kaum muda : sampai kapan perjalanan yang melelahkan ini akan berakhir
? bagaimana tidak karena perjalanan itu telah melewati ribuan bahkan jutaan
langkah yang sudah dilalui bersama, tidak terhitung bahagia, sedih, marah,
kecewa, derita, air mata, harapan, dan sejuta kenangan yang menyertainya.
Namun terima kasih bagi
mereka yang sudah menemani kami mengarungi derap-derap langkah. Masing-masing
punya cara dalam memberikan perhatian: ada yang mencibir, mengkritik, mencela,
mengejek, mendoakan, mendorong, memotivasi. Tetapi itu semua dibutuhkan untuk
menguatkan otot-otot dalam menempuh perjalanan yang mungkin akan jauh lebih
berat dan dinamis ke depannya.
Berjalan bersama kami
artinya tidak mengambil jarak/spasi atau hanya memposisikan sebagai seorang
guru yang memberikan petunjuk dan ajaran-ajaran. Bukan berarti kami membenci ajaran dan
petunjuk, namun jauh lebih powerfull ketika jarak di antara kita tidak terlalu
jauh sehingga ketika kami membtuhkan, saudara-saudara ada bersama kami. Berjalan bersama kami berarti mencoba
mengerti dan memahami dan mengalami langsung segala keresahan, kegelisahan, dan
rintihan kami tanpa lebih dahulu memberikan penghakiman.
Terima kasih telah menempatkan
kami tidak hanya sebatas objek yang dijadikan “proyek” untuk bisa dimanfaatkan,
tetapi menempatkan kami sebagai subjek dari berbagai kegiatan dan kegerakan
yang terjadi untuk berkarya bersama. Tidak menjadikan kami sebagai penonton
yang hanya bisa menikmati dan tidak diajak diskusi dan mengeksekusi berbagai
kebijakan-kebijakan yang strategis mulai dari hal yang sederhan sampai yang komplkes
sekalipun.
Terimakasih kasih sudah
mendorong kami berani mengambil keputusan dengan segala resiko-resiko yang
terjadi agar kami bisa memahami apa arti dari sebuah kemandirian dan kedewasaan
dalam bertindak.
Tahun ini kami akan
terus bergerak, berjalan, dan bahkan berlari sambil membagikan iman dan perbuatan
yang selama ini kami dapatkan melalui persekutuan di gereja dan keluarga. Doakan dan dukunglah kami terus supaya
jalan-jalan hidup kami selalu diterangi oleh firman dan keputusan-keputusan hidup
kita dalam bingkai nilai-nilai kerajaan Allah.
Harapan dan doa kami seiring
generasi berganti generasi, semoga tidak
akan habis orang-orang yang Tuhan utus untuk berjalan bersama dengan kami dalam
membagikan Iman yang telah kami dapatkan di dalam Kristus Yesus sampai pada
waktunya Tuhan mengatakan “waktumu sudah selesai dan tibalah saatnya engkau
akan menerima mahkota yang telah disiapkan bagi kamu” (Yakobus 1:12). Amen. (By:
Pdt. Jaffray sandang-Koordinator
Bidang Kerohanian Biro PKM)
No comments:
Post a Comment