Mengenal Tuhan
Mazmur 13: 1-6
Kita bisa mengenal
Tuhan dengan berbagai cara/aspek, misalnya kita bisa mengenal kebaikan Tuhan di
dalam kelancaran hidup kita atau di dalam kemujuran kita atau kemakmuran kita,
Tetapi kita juga bisa mengenal Tuhan di dalam masa-masa penderitaan/ kesusahan. Waktu
kita di dalam lembah maut kita bisa mengenal Tuhan. Mazmur Daud juga memberikan pelajaran di dalam
dia mengenal Tuhan di dalam masa-masa penderitaan/kesulitan.
Kita bisa melihat
mazmur hanya 6 ayat, 2 ayat di depan memberikan ,,4 kali Daud berkata, berapa lama lagi ?
Atau sampai kapan ? pertanyaan ini memberikan indikasi bahwa Daud sedang menunggu. Dalam keadaan stress, sedih dan penderitaan, Daud
berkata demikian. Sepertinya Daud sedang
sakit. Dalam ay.4 dikatakan supaya matanya bercahaya dan tertidur. Daud lagi
tidak enak badan dan dalam keadaan sakit. Kita tidak tahu sakit apa. Dia
juga berada di dalam tekanan musuh (ay. 3).
Berapa lama lagi harus di bawah musuhnya? Daud juga merasakan Tuhan sudah buang dia,
atau Tuhan seperti mengesampingkan dia. Dia berada di dalam tertekan. Waktu kita di dalam keadaan sengsara kadang
kala kita perlu mencari teman untuk menceritakan kesusahan kita. Kadangkala kita menemukan konselor, dia belum
memberikan solusi tetapi karena dia mendengar makanya kita bisa menemukan
pencerahan. Kadang kala di dalam curhat
itu kita bisa menemukan perspektif yang baru.
Kebanyakan orang yang mengalami kesusahan memiliki penglihatan yang
pendek. Seperti peristiwa Maria ketika menyaksiakn kebangkitan Kristus. Kadangkala kesedihan membuat penglihatan kita
begitu pendek. Kita perlu mencari orang
untuk curhat. Tetapi kadangkala kita
tidak bisa mendapatkan apa-apa dari manusia. Tetapi ketika
kita menceritakan isi hati kita kepada Tuhan kita bisa mendapatkan
sukacita.
Mazmur ini tidak
diketahui kapan ditulis apakah sebelum menjadi raja atau sesudah menjadi
raja. Akhir dari doa ini Daud sudah bisa
menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan (ay 6).
Bukankah di depan dia sudah menyatakan kesusahannya. Bagaimana
dengan kita, pengaharapan kita kepada siapa? Bagi Daud pengharapannnya
hanya kepada Tuhan. Itu akhir/penutupan
dari doa Daud. Kita juga bisa meneladani
Daud, mengutarakan perasaan kita kepada Tuhan.
Katakan kepada Tuhan apa yang kita alami, dan Tuhan akan mememulihkan
kita dan mengembalikan kepda prospek yang baik dan mendapatkan kembali
perspektif yang benar. Kadangkala di dalam kesulitan kita tdk bisa melihat
dengan tepat. Tetapi setelah kita mencurahkan isi hati kita akhirnya kita bisa
mendapatkan kembali apa yang benar di dalam kehendakNya dalam posisi yang
tepat.
Manusia siapa saja
bisa mengalami pesimis di dalam menghadapi sakit atau penderitaan. Kadangkala bawaannya pesimis, seperti saya
juga mengalami pesimis ketika saya sakit. Itulah manusia di dalam
ketidakmujuran kita bisa merasa pesimis alias tidak kelihatan ke
depan/error. Kita tidak bisa melihat
dengan tepat. Makanya kita datang kepada Tuhan, mengembalikan pengharapan itu
yang mendatangkan damai sejahtera.
Ada banyak
ketidakadilan di negara kita dan di berbagai belahan negara lain walaupun dalam
taraf yang berbeda-beda. Ada banyak hal
dosa dan kesusahan yang kita alami, ada bencana alam dan juga bencana ulah
manusia. Waktu zaman nabi habakuk ,para
petinggi melakukan kejahatan dan ketidakadilan, Habakuk bertanya kepada Tuhan ,
why? Why and why?. Kemudian Tuhan
memakai orang Babilon dan Kasdim untuk menghukum orang Israel. Tuhan bisa memakai
siapa saja termasuk orang yang jahat sekalipun untuk menggenapi
rencana-Nya. Tetapi Tuhan memberikan
ilham kepada habakuk bahwa suatu saat Tuhan akan membuat perhitungan kepada
bangsa yang menindas Israel. Sehingga di
akhir tulisan/doa Habakuk memberikan perspektif yang baru (hab. 3: 17-19)
Habakuk menghadapi masa paceklik dalam berbagai aspek. Tetapi Habakuk tetap besorak2 di dalam Tuhan
walaupun situasi belum berubah tetapi hal itu menjadi turning point bagi
Habakuk untuk berharap kembali kepada Tuhan.
Suasana hati/mood Habakuk berubah sehingga matanya kembali bersinar
walaupun situasi tidak berubah. Habakuk
memandang ke depan karena Tuhan adalah penyelamatnya dan kekuatannya. Tuhan mendampingi dia untuk melewati masa2
kesusahan. Mengenal Tuhan di dalam kesusahan. Orang yg tidak pernah susah bagaimanapun
tuanya dia biasanya belum matang. Situasi belum berubah tetapi hati Habakuk
sudah berubah. Regain the right perspektif.
Daud complain kepada
Tuhan, seolah-olah Tuhan begitu slow dalam memulihkan Daud. Kadangkala ketika kta mendoakan orang jahat
kita mau supaya segera Tuhan segera melenyapkan mereka.
Ada orang yang ketika mengalami penderitaan, menganggap Tuhan tidak jitu
lagi. Daud ditempa didalam proses. Daud merasa Tuhan terlalu lambat dalam
menyatakan pertolongannya kepadanya.
Terus bertanya, bertaya dan bertanya.
Do something for me, God!. Saya
tidak tahu apakah ini merupakan perasaan kita sekarang? Kadang kala kita tidak
punya kesabaran dalam menghadapi kejahatan.
Kita bertanya kapan kejahatan akan berakhir?
Daud dari pengurapannya
sampai duduk di atas tahta mengalami proses yang sangat panjang, belasan tahun
dia melewati proses itu. Tuhan yang adil
mengangkat Daud di dalam menghadapi
kesusahan dari Saul. Walaupun setelah
Daud berada di atas tahta, dia jatuh ke dalam dosa seks, dan setelah itu pedang
dan air mati tidak pernah lepas dari kehidupan Daud. Walaupun dosanya diampuni oleh Tuhan tetapi
konsekuensi dari perbuatannya harus dijalani.
Penderitaan Daud datang dari dalam orang2 dekatnya. Mertuanya jahatin
dia, anaknya, pejabatnya, penasehatnya menjahati dia. Kadang kala penderitaan diakibatkan oleh
orang yang terdekat dengan kita atau pun
dari diri kita sendiri akibat dosa yang dilakukan.
Kesimpulan
Konklusi tulisan/doa
pemazmur adalah berkenan di hati Tuhan,
sehingga dia bisa meyakinkan bahwa dia bisa bersandar kembali kepada Tuhan. Mzm 13 berhenti di dalam ayat 6. Di dalam penderitaan kita bisa mengenal bahwa
Tuhan itu baik. Kadangkala dalam penderitaan iman kita ditempah, kita
bisa mengalami keadilan Tuhan, kuasa Tuhan.
Kita harus mengalami Tuhan, kita mengenal Tuhan bukan karena perkataan
orang lain, tetapi karena perkataan kita karena kita sudah mengalami Tuhan. Iman yang real dan bukan iman atas kata
orang. Amen
No comments:
Post a Comment