Kehadiran-NYA adalah kekuatan kita
Kel. 33: 14 Lalu Ia berfirman: “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu”
Dalam suasana
Lebaran, tentunya hal yang paling dirindukan oleh saudara saudara kita di
seberang adalah silaturahmi, di mana salah satu dimensi yang paling kuat dalam
silaturahmi adalah kehadiran keluarga atau sahabat-sahabat dalam merayakan
Lebaran. Sama halnya juga dalam banyak
komunitas-komunitas, kehadiran setiap anggota tidak bisa dilihat sebelah mata
dan bahkan itu sudah menjadi hal yang mutlak.
Bisa dibayangkan apabila sebuah kelompok kerukunan keluarga yang sudah berjalan sekian lamanya tetapi
tanpa dihadiri oleh setiap anggotanya ketika mengadakan perkumpulan pasti akan
mendapatkan kritikan dan ujian tersendiri.
Sehingga kehadiran adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari
dalam setiap komunitas.
Perjalanan
Bangsa Israel menuju ke Tanah Kanaan yang digambarkan dalam Kitab keluaran memberikan
kesan tersendiri mengenai sebuah “kehadiran”.
Kehadiran Tuhan dalam perjalanan bangsa Israel tidak selalu dihayati
sebagai sesuatu yang baik dan menjanjikan.
Memang kehadiran Tuhan kadangkala disalah mengerrti oleh mereka,
seolah-olah kehadiran Tuhan diidentikkan ketika semua berjalan dengan mulus dan
sesuai dengan harapan, barulah dipahami bahwa itulah Kehadiran Tuhan yang
sejati, tetapi ketika semuanya berjalan tidak mulus dan penuh liku-liku,
kehadiran Tuhan akan dipertanyakan.
Apalagi ketika mereka mendapatkan malapetaka akibat dosa yang mereka
perbuat maka kehadiran Tuhan bisa dilihat sebagai sesuatu yang negatif.
Musa bersama
dengan Bangsa Israel dalam banyak kesempatan tidaklah mudah untuk menghayati
apa dan bagaimana kehadiran Tuhan dalam perjalanan hidup mereka. Namun bukan berarti bahwa Tuhan tinggal diam
dan tidak berbuat apa-apa di saat bangsa itu mengalami kebingungan. Seperti
dalam Konteks Keluaran Pasal 33, memberikan sebuah gambaran kehadiran Tuhan
yang marah kepada bangsa Isarel tetapi di waktu yang bersamaan gambaran
kehadiran Tuhan juga menyatakan kesetiaan dan kasih karunia-Nya kepada
mereka. Sehingga dalam konteks itulah
Musa dan Bangsa Israel tidak berani melangkah jikalau kehadiran Tuhan belum
“clear”. Musa tidak mau mengambil resiko untuk melanjutkan perjalalanan jikalau
kehadiran Tuhan masih samar-samar dan tidak terlalu jelas. Makanya dia bertanya
kepada Tuhan “beritahukanlah kiranya
jalan-Mu kepadaku...; jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah
suruh kami berangkat dari sini” ay.13,15.
Meskpiun tiang awan dan tiang api yang adalah simbol dan realita
kehadiran Tuhan, namun dalam hal yang sangat detail mereka masih tetap
membutuhkan kehadiran Tuhan dalam wujud arahan dan petunjuk. Oleh sebab itu kata-kata Tuhan kepada Musa
dalam ayat 14 cukup memberikan kesejukan, kesegaran dan pengharapan untuk
berani melanjutkan perjalanannya. Dalam
terjemahan lain dikatakan “My presence will go with you, and I will
give you rest.”
Sebagai umat kesayangan Tuhan yang
telah ditebus dengan darah yang mahal, menghayati kehadiran Tuhan dalam
kehidupan pribadi, keluarga dan komunitas tentulah tidak mudah. Selalu mendapat ujian seiring berjalannya
waktu, jatuh bangun kita mengimani apakah memang seperti ini wujud kehadiran
Tuhan dan lain sebagainya. Melalui
kesempatan ini memasuki usia yang ke-2 pasca pemekaran klasis Makassar Timur
untuk terus melihat kehadiran Tuhan sebagai sesuatu yang sangat penting dan
kita butuhkan setiap saat. Kehadiran
Allah menjadi point penting yang tidak akan mungkin bisa tergantikan dengan
yang lain. Kehadiran Allah akan membuat kita “rest” sehingga kita tidak
kehabisan energi untuk melanjutkan perjalanan pelayanan sampai Tuhan memanggil
kita pulang ke rumah Bapa di surga.
Semoga pola kehadiran Allah yang Dia nyatakan kepada gereja-Nya akan
senantiasa terlihat juga dalam praksis Pelayanan kita di Klasis Makassar
Timur. Makassar, Maros, Pangkep dan
wilayah-wilayah lainnya menantikan kehadiran INJIL dan gereja untuk bisa
memberikan dampak yang berguna. Kehadiran gereja lokal menjadi sebuah
keniscayaan untuk terus membangun silaturahmi dan membangun saling keterikatan
satu sama lain demi kokohnya persekutuan di dalam Kristus.
Selamat
mensyukuri kehadiran TUHAN dalam perjalanan pelayanan di Klasis Makassar Timur,
biarlah setiap kita dalam menjalani hidup dan pelayanan, senantiasa merindukan
kehadiran-Nya yang memberikan kekuatan untuk terus melangkah demi mewujudkan
Jemaat yang Misioner.
Dirgahayu
Klasis Makassar Timur yang Ke-2 tahun